Menyediakan mesin-mesin percetakan khusus yang di produksi dari negeri China. Adapun mesin yang dipasarkan adalah hasil produksi pabrik yang berstandart Internasional, dipastikan setiap produk yang dipasarkan telah lolos Quality Control.
Mesin-mesin yang di pasarkan:
Mesin Offset dari berbagai Ukuran, Mesin Jilid dari berbagai bentuk, ukuran dan kemampuan. Mesin lipat, dari yg kecil sampai ukuran 1 plano. Mesin potong digital, ukuran 92, 115 sampai 130cm. Mesin plong, pon serta mesin UV dll yang belum kami sebut kan.
Silahkan Anda hubungi :
Call/sms di:0817 4886786 Bilmar Sitanggang or email:tikinaro.indonesia@yahoo.com
Mesin cetak digunakan untuk membuat banyak salinan halaman yang identik. Kini digunakan untuk mencetak buku dan surat kabar. Kini segalanya dilakukan secara otomatis. Saat mesin cetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg, ia harus meletakkan huruf bersama-sama. Tiap huruf ada di balok logam dalam sebuah bingkai. Lalu ia bisa memindahkan kertas dan tinta di atasnya, mirip seperti perangko. Huruf itu akan meninggalkan beberapa tinta di kertas itu.
Sejarah
Bentuk pencetakan yang sangat sederhana dapat ditemukan di Cina dan Korea sekitar tahun 175 AD. Tampilan yang terbalik di atas kayu, dan kemudian perunggu telah dibuat di tahun ini. Alat ini kemudian dibubuhi tinta kemudian ditempatkan di atas secarik kertas dan digosok dengan lembut menggunakan sebuah tongkat bambu.
Terobosan besar datang sekitar tahun 1440 oleh Johannes Gutenberg dari kota Mainz, Jerman. Gutenberg menciptakan sebuah metode pengecoran potongan-potongan huruf di atas campuran logam yang terbuat dari timah. Potongan-potongan ini dapat ditekankan ke atas halaman berteks untuk percetakan. Metode penemuan pencetakan oleh Gutenberg secara keseluruhan bergantung kepada beberapa elemennya diatas penggabungan beberapa teknologi dari Asia Timur seperti kertas, pencetakan dari balok kayu dan mungkin pencetakan yang dapat dipindahkan, ciptaan Bi Shen, ditambah dengan permintaan yang meningkat dari masyarakat Eropa untuk pengurangan harga buku-buku yang terbuat dari kertas. Metode pengetikan ini bertahan selama sekitar 500 tahun.
Pada tahun 1424, perpustakaan Universitas Cambridge hanya memiliki 122 buku masing-masing mempunyai nilai setara dengan sebuah pertanian atau kebun anggur. Permintaan untuk buku-buku ini didorong dengan naiknya tingkat melek huruf di antara orang-orang kelas menengah dan mahasiswa di Eropa Barat. Pada saat itu, Renaissance masih dalam awal perkembangannya dan masyarakat lambat laun menghilangkan kemonopolian pendeta atas tingkat melek huruf.
Pada saat pencetakan dari balok kayu tiba di Eropa kira-kira pada saat yang bersamaan dengan tibanya kertas, metode ini tidak secocok metode yang digunakan di Timur untuk komunikasi sastra. Pencetakan blok lebih serasi untuk penulisan Cina karena posisi hurufnya tidak kritis, tetapi keberadaan lebih dari 5.000 huruf dasar membuat teknologi orang peran dasar membuat teknologi cetakan Cina yang dapat berpindah-pindah menjadi tidak efisien dan secara ekonomi tidak praktis, dalam istilah keuntungan untuk penerbit buku Cina Kuno. Hal ini berbeda dengan abjad bahasa Latin, kebutuhan akan penjajaran barisan yang tepat dan sebuah karakter yang sederhana menempatkan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan sebagai kemajuan luar biasa untuk masyarakat Barat.
Penggunaan mesin cetak merupakan sebuah kunci perbedaan teknologi yang memberikan penemu Eropa keuntungan atas rekanan mereka yang berasal dari Cina, yaitu mesin cetak yang berbasis sekrup yang digunakan dalam produksi anggur dan minyak zaitun. Hal ini merupakan kecanggihan mesin kira-kira di tahun 1000, alat yang digunakan untuk mengaplikasikan tekanan di atas bidang yang datar merupakan alat yang biasa digunakan di Eropa.
Dampak Sejarah
Pencetakan seperti yang berkembang di Asia Timur tidak memakai mesin cetak seperti di kasus Gutenberg. Walaupun penemuan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan di Cina dan Korea mendahului mesin cetak Gutenberg, dampak mesin cetak dan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan di Asia Timur tidak mempunyai pengaruh besar seperti pada masyarakat Eropa Barat. Hal ini mungkin karena jumlah pekerja yang terlibat dalam memanipulasikan ribuan tablet porselen sangat besar, atau di Korea, tablet logam, yang diperlukan dalam penggunaan penulisan huruf Cina. Namun, ratusan ribu buku, atas subyek yang berkisar antara Confucian Classics hingga ilmu pengetahuan dan ilmu pasti, dicetak menggunakan teknologi yang lebih tua dari percetakan dari balok kayu, membuat kebudayaan percetakan dunia pertama.
Dampak dari mesin cetak Gutenberg di Eropa hampir sama dengan perkembangan tulisan, penemuan abjad atau Internet, hingga ke efeknya di masyarakat. Seperti tulisan tidak menggantikan berbicara, percetakan tidak pernah mencapai posisi kekuasaan yang total. Naskah yang ditulis tangan terus dihasilkan, dan berbagai macam model grafik komunikasi terus menerus mempengaruhi satu sama lain.
Mesin cetak juga merupakan faktor pendiri dari himpunan ilmuwan yang dengan mudah menceritakan penemuan mereka lewat pendirian jurnal ilmiah yang disebarkan secara luas. Hal ini membantu mereka membawa masuk revolusi ilmiah. Kepengarangan menjadi lebih berarti dan menguntungkan karena adanya mesin cetak. Tiba-tiba hal ini menjadi penting siapa yang mengatakan atau menulis apa, dan apa yang merupakan perumusan dan masa susunan yang tepat. Hal Ini memperbolehkan pengarang untuk menyebutkan persis referensi, yang menghasilkan peraturan, "Satu orang Pengarang, satu kerja (hak), satu potong informasi" (Giesecke, 1989; 325). Sebelumnya, pengarang bukan sesuatu yang penting, sejak salinan Aristotle yang dibuat di Paris tidak akan identik dengan yang asli di Bologna. Untuk banyak karya sebelum mesin cetak, nama pengarang secara menyeluruh hilang.
Karena proses mencetak menjamin bahwa informasi yang sama jatuh pada halaman yang sama, halaman yang diberi nomor, daftar isi, dan indeks menjadi biasa, meskipun mereka dulunya belum dikenal. Proses membaca juga diubah, lambat laun berubah dalam beberapa abad dari pengukuran lisan sampai membaca pribadi. Ketersediaan bahan cetak yang luas juga menyebabkan kenaikan drastis di tingkat melek huruf dewasa di seluruh Eropa.
Dalam lima puluh atau enam puluh tahun penemuan mesin cetak, seluruh peraturan klasik sudah dicetak ulang dan disebarluaskan di seluruh Eropa (Eisenstein, 1969; 52). Sejak lebih banyak orang mempunyai akses terhadap pengetahuan baik baru maupun lama, lebih banyak orang dapat membicarakan karya ini. Selanjutnya, sejak produksi buku adalah perusahaan yang lebih komersial, undang-undang hak cipta pertama disahkan untuk melindungi apa yang sekarang disebut hak-hak kepemilikan intelektual. Sedetik perkembangan popularisasi pengetahuan ini adalah kemunduran bahasa Latin sebagai bahasa kebanyakan karya yang diterbitkan, untuk digantikan oleh bahasa sehari-hari di masing-masing bidang, menambah jenis karya yang diterbitkan. Secara paradoksal, kata yang di cetak juga membantu untuk mempersatukan dan menstandarisasi ejaan dan sintaksis logat asli, dan mempunyai efek yang mengurangi keanekaragaman mereka. Kenaikan dalam kepentingan bahasa nasional yang bertentangan dengan masyarakat Eropa Latin disebutkan sebagai salah satu sebab kenaikan nasionalisme di Eropa.
Mesin Cetak Gutenberg
Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang bekerja sama dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam pemotongan batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi itu baru muncul pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi yang ada membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah), dan cetakan ketikannya.
Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens Janszoon Coster dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang kemajuan spesifik kepada mesin cetak.
Gutenberg adalah orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon yang kritis untuk menghasilkan cetakan tahan lama yang menghasilkan buku cetak bermutu tinggi dan terbukti menjadi lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah liat, kayu atau perunggu yang diciptakan di Asia Timur. Hal ini merupakan sebuah pengetahuan yang didapatnya pada saat Gutenberg bekerja untuk seorang pandai emas professional. Untuk membuat cetakan timbal ini, Gutenberg menggunakan sesuatu yang membuat penemuannya dipertimbangkan sebagai penemuan yang paling cerdik, matriks istimewa memungkinkan pembentukan cetakan baru yang cepat dan tepat dari kerangka yang seragam.
Gutenberg juga diakui karena memperkenalkan tinta berbasis minyak yang lebih tahan lama dibandingkan tinta berbasis air yang dulu dipergunakan. Sebagai bahan percetakan dia menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas, yang terakhir diperkenalkan di Eropa dari Cina dengan menggunakan cara orang Arab beberapa abad yang lalu.
Di dalam kitabnya, Gutenberg membuat percobaan terhadap percetakan berwarna untuk beberapa bagian awal halaman, tersedia hanya dalam beberapa salinan. Karya baru-barunya, The Mainz Psalter yang dikeluarkan pada tahun 1453, sepertinya di disain oleh Gutenberg tetapi diterbitkan di bawah terbitan penggantinya, Johann Fust dan Peter Schöffer, menggunakan huruf cetak awal berwarna merah dan biru yang rumit.
Majalah Life menganggap Mesin Cetak adalah penemuan yang paling luar biasa pada 1000 tahun terakhir. Penting untuk disadari bahwa abjad mungkin merupakan kunci keberhasilan mesin cetak.
Bp. Freddy Yth,Usaha apakah yang tepat untuk para pemula yang memiliki modal minim? Kami memiliki sedikit pengetahuan di bidang percetakan namun untuk berkembang tentunya perlu modal yang tidak sedikit, selaiin itu perlu diketahui kami juga masih bekerja di sebuah lab kesehatan dengan penghasilan yang kami rasa kurang untuk mencukupi kehidupan sehari-hari kami,dan terkadang oder cetakan yang kami dapatkan sedikit membantu pengeluaran kami..mohon saran dan terima kasih atas perhatiannyaWisnu
Jawaban:
Pengetahuan dasar yang wajib dimiliki untuk bisnis percetakan yang berhasil adalah pengetahuan di bidang seni grafis, pengetahuan mengenai percetakan serta pengetahuan mengenai pemasaran. Menurut saya pengetahuan ini sudah Anda miliki, dan merupakan modal yang sangat berharga untuk memulai terjun di bisnis ini. Beberapa contoh bisnis di bidang percetakan yang dapat dikembangkan adalah:
1. Pembuatan ID Card, member card, kartu pelajar, kartu mahasiswa. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah mencermati jadwal tahun ajaran baru. Pelajari jadwal seluruh sekolah, lembaga pendidikan, instansi pemerintah dalam rekruitmen karyawan. Keseluruhan siswa baru, karyawan baru, mahasiswa baru memerlukan kartu identitas yang merupakan suatu keharusan dan harus dimiliki oleh setiap siswa sekolah. Contohnya, harga satu buah ID card sekitar Rp 5000 sampai dengan Rp 6000 per kartu. Sedangkan modal untuk pembuatan satu kartu maksimal Rp 1000. Dengan demikian kita akan memperoleh keuntungan per kartu sekitar Rp 4000 sampai Rp 5000. Investasi untuk pembuatan ID Card Rp 2 juta (sudah termasuk bonus kartu sebanyak 500 kartu). Alat investasi lainnya yang perlu dipersiapkan adalah seperangkat computer dengan printer.
2. Pembuatan spanduk, sablon, kaos, banner, untuk caleg, serta pemilu. Kartu undangan, amplop, company profile, memo, label, kop surat, buku, dan sebagainya.
Strategi pemasaran bisnis percetakan dimulai dari:
1. Buat contoh – contoh diatas berbagai dasar kertas, kain, kaos dan sebagainya untuk alat promosi. Calon pelanggan akan tertarik dengan melihat contoh – contoh yang kita berikan dalam memberikan penawaran. Misalnya, contoh kop surat, kartu id card, amplop, sertifikat, plakat, piagam, buku, company profile, kartu undangan, memo, label, baligho, banner, spanduk, kalender, nota, kwintansi, faktur.
2. Buatlah berbagai desain dengan berbagai ukuran dan warna
3. Setelah kita memiliki berbagai koleksi contoh – contoh dan desain tersebut di atas, mulailah kita tentukan terlebih dahulu target market pengguna jasa kita. Misalnya instansi pemerintah, gedung – gedung pertemuan untuk resepsi pernikahan. Biasanya pasangan yang ingin menikah jauh – jauh hari sudah melakukan pemesanan. Anda dapat mencatat daftar dan alamatnya, lalu hubungi dan berikan contoh berbagai kartu undangan. Calon legislative, partai politik, menjelang pemilu di tahun 2009 pesanan berbagai cetakan untuk atribut partai dipastikan akan melonjak drastic.
4. Seandainya kita sudah memperoleh oder, buatlah desain grafis menggunakan software program seperti CorelDraw, Free Hand, Adobe Photoshop dan sebagainya. Pelajari cara menggunakan software ini, dengan mempelajari help menu atau tutorialnya.
5. Bagi pemula bisnis percetakan, kita tidak perlu membeli semua peralatan yang dibutuhkan seperti mesin cetak offset, rekam master, setting computer, mesin potong kertas, computer, printer dan sebagainya. Kita dapat menggunakan jasa setting, cetak, potong yang sudah ada.
6. Cara perhitungan harga jual
Contoh:Pesanan kartu undangan dengan ukuran folio (21 x 33 cm), area cetak 20 x 32 cm. Menggunakan karton Tik atau karton Concord, satu plano berukuran 109 x 79 cm (tebal 260 gram) harga per lembar Rp 4000. Satu lembar plano dapat menghasilkan 11 lembar ukuran folio.
Harga/unit
Jumlah unit
Total (Rp)
Beli master
10000
2 lbr
20000
Beli karton
4000
91 lbr
364000
Beli Plastik
6000
10 pak
60000
Ongkos Setting
10000
2 lbr
20000
Ongkos cetak
4500
2 x (BB)
9000
Total Biaya
473000
Perincian biaya:
a. Biaya untuk membuat kartu undangan sebanyak 1000 lembar adalah Rp. 473000
b. Biaya transportasi Rp. 100000
c. Total biaya Rp 473000 + Rp 100000 = Rp 573000
d. Biaya per lembar = Rp 573000/1000 = Rp 573 per lembar
Seandainya kita tentukan harga jual per lembar Rp 1000, berarti keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 1 juta – Rp 573000 = Rp 427000
Memulai bisnis percetakan dapat dilakukan dengan modal nol yaitu mulai dari mencari order cetakan di tempat pelanggan yang membutuhkan seperti, sekolah, kantor, gedung pertemuan, partai politik, teman, tetangga, saudara dan sebagainya. Sedikit demi sedikit pendapatan yang diperoleh ditabung untuk investasi. Insya Allah akan menjadi bisnis yang besar.
Ukuran kertas type A, adalah yang paling umum dan paling populer di pergunakan. Kebanyakan dari kita masih banyak yang belum mengetahui ukuran kertas yang dipergunakan. A0 ; 84,1 cm x 118,8cm , biasa disebutkan ukuran plano. A1 : 59,4 cm x 84,1 cm A2 : 42 cm x 59,4 cm , A3 : 29,7 cm x 42 cm A4 : 21 cm x 29,7 cm , biasa dipergunakan untuk kertas surat, kertas fotocopy. A5 : 14,8 cm x 21 cm , biasa dipergunakan untuk buku tulis. A6 : 10,5 cm x 12,4 cm , biasa dipergunakan untuk pocket notes A7 : 6,2 cm x 10,5 cm , biasa dipergunakan untuk kertas memo A8 : 5,2 cm x 6,2 cm , biasa dipergunakan untuk memo stick
Dusseldorf,- Hari terakhir mengunjungi Drupa Fairs 2004 tak kami sia-siakan begitu saja. Karena itu, sejak dibuka pukul 10.00 hingga pukul 16.00, kami manfaatkan untuk melihat kecanggihan mesin cetak koran. Teknologi ini tentunya akan semakin canggih pada pameran serupa tahun 2008 mendatang.
HARI terakhir mengunjungi Drupa Exhebition kali ini punya kesempatan melihat kecanggihan mesin cetak koran masa depan. Saya pikir ribuan mesin yang digelar saat itu sudah tercanggih. Tapi otak manusia sebagai mesin business tidak pernah berhenti berfikir. Seolah tanpa batas.
Tidak semua orang punya kesempatan "mengintip" mesin cetak masa depan itu. Saya pun menuju ke anjungan dengan tergesa-gesa. Tidak sabar segera ingin melihat wujudnya. Setelah melakukan pemesanan tempat duduk, saya lantas disodori beberapa bahasa pengantar yang berlaku di situ. Tentu saja hanya bahasa Inggris yang paling mungkin bisa digunakan.
Setelah menunggu dua menit, tiket magnetic yang saya pesan sudah selesai diproses. Saya pikir begitu dapat "tiket" dan "tempat duduk " langsung bisa masuk ruang khusus kedap suara itu. "Anda kembali dua jam lagi untuk session bahasa Inggris," ujar seorang cewek bule dengan ramah.
Setelah gagal merayu agar jam bisa dimajukan, saya spontan merubah haluan strategi agar time schedule tetap terkontrol. Akhirnya saya menuju hall percetakan komersial.
Dalam hall itu juga sama ramainya dengan hall-hall lainnya, meskipun sudah hampir pada penghujung pameran. Ini membuktikan bahwa Drupa Fairs belum tertandingi oleh exhibition media lainnya di tingkat dunia. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai superstar olympiade of print media.
Saya terus membayangkan dan meraba-raba seperti apa wujud mesin continuous form yang dipamerkan di hall ini. Apanya yang berbeda dengan mesin continuous form yang dimiliki Percetakan Akcaya Pariwara (Pontianak Post Group) yang satu-satunya di Kalbar itu.
Akhirnya mendadak saya berhenti berkhayal membandingkan soal kecanggihan teknologi. Sejak melihat mesin mini offset saja sudah dilengkapi panel layar computer. Begitu mesin jalan, keluar sudah dalam bentuk packing dan siap dikirim ke pelanggan. Pekerjaan penghitungan dan labeling sudah diambil alih mini-mini robot yang ada pada system itu.
Memang akhirnya terbukti mesin continuous form menggunakan system komputerisasi dan setiap bagiannya sudah terintegrasi serba robotic. Sistemnya sama dengan mini offset tadi. Sistem ini baru akan cocok di Kalbar kira-kira 5-10 tahun lagi. Maksudnya, tuntutan teknologinya. Belum ada "makanan" besar yang membutuhkan kecanggihan sekelas itu.
Setelah melihat perkembangan mesin continuous form, kami melanjutkan perjalanan menuju Stand Buhrs. Di stand ini kami mendapatkan pelayanan khusus. Mereka menyajikan teknologi mailing & fulfillment solution asal Norwegia.
Setelah melihat perkembangan teknologi digital pre press, dari generasi image setter to film ke generasi image setter to plate. Saya mengalokasikan waktu yang cukup mengunjungi teknologi terbaru dunia persurat kabaran ini. Pontianak Post kelak harus beralih ke teknologi ini dalam 3 sampai 4 tahun mendatang. Setidaknya menjelang Drupa 2008. Sekarang bukan saja harga mesinnya sendiri sudah menunjuk langit, belum lagi bahan bakunya masih terbatas karena masih "khusus". Saya pikir, kelak image setter to plate ini acceptable dengan plate biasa yang banyak dipergunakan sekarang ini.
Wajah-wajah karyawan di bagian cetak jarak jauh (CJJ), mounting, downloading berita dan expose plate di Pontianak Post membayangi saya. Dengan beralih ke teknologi image setter to plate, praktis harus mencarikan "mainan" baru 7 karyawan itu sekaligus. Karena pekerjaan mereka digantikan oleh teknologi robot mini. Wajah dunia usaha masa depan semakin mengerucut pada optimalisasi efisiensi agar kompetitif. Produktivitas dapat ditingkatkan. Ini salah satu kunci memenan
RGB adalah singkatan dari Red-Green-Blue, tiga warna dasar yang dijadikan patokan warna secara universal (primary colors). Dengan basis RGB, kita bisa mengubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna tersebut akan tampil universal. CMYK merupakan standar industri cetak saat ini. Singkatan dari Cyan ? Magenta - Yellow, dan K mewakili warna hitam. CMYK merupakan standar warna berbasis pigment-based, menyesuaikan diri dengan standar industri printing. Sampai saat ini, dunia cetak-mencetak memakai 4 warna dasar dalam membuat warna apa pun.
Warna CMYK adalah warna yang berdasar pada pigmen warna (zat warna) yang umumnya dipakai dalam teknologi pencetakan. Berbeda dengan RGB yang mengabaikan warna hitam, maka dalam CMYK mengabaikan warna putih (karena dianggap warna putih adalah warna bidang cetakan/kertas). Jika anda memeriksa tinta pada printer warna, maka anda akan menjumpai 4 warna tinta yaitu Cyan (biru kehijauan), Magenta (seperti pink tapi lebih tua), Yellow (Kuning) dan Black (Hitam).
Pada dasarnya printer dan monitor adalah dua perangkat yang berbeda, bahkan basis manajemen warnanya pun berbeda, monitor menggunakan mode RGB (seperti juga mata manusia-red) Sedangkan printer menggunakan CMYK. Yang satu menggunakan proses rasterisasi yang tingkat gradasinya lebih pendek yang satu menggunakan tingkat refleksi yang gradasinya lebih panjang. Coba lihat di Photoshop atau Corel dimana palet warna RGB menggunakan 255 tingkat gradasi sedang CMYK hanya 100 tingkat gradasi, pendek kata ada detail warna yang tidak bisa disimulasikan oleh printer (perangkat berbasis CMYK). Salah satu cara untuk mengatasi perbedaan dalam konversi warna dari RGB ke CMYK adalah ‘kalibrasi’. Proses kalibrasi warna adalah proses pencocokan warna agar semua perangkat pemroses citra (image) menggunakan satu patokan yang serupa. Untuk itu di aturlah agar warna pada monitor sebagai perangkat yang jangkauan warnanya paling tinggi hanya menampilkan warna yang bisa di hasilkan oleh printer. Jadi nanti sewaktu kita akan mencetak hasilnya akan ‘mirip’ seperti yang kita liat di monitor.